Virus Corona Mewabah, Dokter Ungkap Teknik Pencegahan dan Pengobatannya

Redaksi | 11 Februari 2020 | 09:18 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Virus Corona mewabah dan merenggut ratusan korban jiwa. Ribuan orang yang terinfeksi menjalani perawatan di ruang isolasi rumah sakit rujukan. Beredar kabar, virus Corona yang mewabah di Tiongkok dan sejumlah negara lain belum ada obatnya. Benarkah ini memicu banyaknya pasien meninggal dunia?

Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, DR. Dr. Erlina Burhan, Msc, SP.P(K) menjelaskan, ada sejumlah pasien yang terinfeksi virus Corona meninggal karena memiliki penyakit penyerta.

“Yang meninggal rata-rata memiliki penyakit penyerta seperti strok, gagal ginjal, hipertensi, diabetes, dan lain-lain. Inilah penyakit kronis yang melemahkan sistem imun. Artinya, daya tahan tubuh yang bersangkutan rendah duluan,” ujar Erlina kepada tabloidbintang.com di Jakarta, belum lama ini. Karenanya, ia merekomendasikan sejumlah langkah mudah untuk mencegah paparan virus Corona. Pertama, cuci tangan lebih sering. Kedua, pakai masker. Ketiga, perkuat daya tahan tubuh Anda.

“Keempat, hindari menyentuh mulut, hidung, mata, dan area wajah lainnya. Kelima, cukup istirahat. Keenam, mengonsumsi makanan bergizi. Ketujuh, jangan merokok karena asapnya melumpuhkan sistem pembersihan saluran pernapasan. Jika sistem ini lumpuh, semua dengan masuk ke tubuh termasuk virus Corona,” Erlina mengingatkan. Ia pun menambahkan, virus Corona dengan kode 2019-nCOV masih baru. Perkembangannya masih terus dipelajari dan diikuti. Cara penularannya juga terus dipantau.

Di luar negeri ada kasus bayi berusia 30 jam terjangkit virus Corona. “Kami berpikir apakah penularan ini lewat plasenta atau darah? Atau saat menyusui, ibu yang terpapar virus Corona bersin lalu bayi terinfeksi mengingat daya imunnya rendah,” Erlina menduga. Saat ini, virus Corona belum ada obatnya. “Mereka yang terpapar mendapat terapi suportif dengan minum obat antiHIB dan antiH5N1 mengingat belum ada obatnya. Pasien tidak didiamkan tapi diberi terapi suportif,” ia menyambung.

“Diberi antidemam jika demam, diberi oksigen saat sesak napas, diberi vaksin, dan sejumlah terapi lainnya. Belum ada vaksin untuk novel Coronavirus. Yang ada vaksin PPSV23 untuk pneumokokus, itu bakteri bukan virus. Vaksin PPSV23 atau Pneumovax 23 memberi proteksi terhadap 23 strain bakteri pneumokokus,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait